Liputan Metro TV

Menjual Aneka Produk Rumah & Gazebo Kayu Knock Down - Tanpa Perantara (Pengrajin Langsung)

Sangat Cocok untuk Rumah Tinggal, Villa, Cottage, Bungalow, Kantor, Mess Karyawan, Musholla, Restoran, Gazebo, Rumah Kebun, dll

Workshop & Display Unit :
Desa Tanjung Batu Seberang & Tanjung Baru Petai Kec. Tanjung Batu, Kab. Ogan Ilir Sumatera Selatan

KAYU LANGKA, Kerajinan Rumah Terancam Bangkrut



KOMPAS : Rabu, 23 Februari 2005


Palembang, Kompas - Kerajinan rumah panggung bongkar pasang di Desa Tanjung Batu Seberang, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, terancam gulung tikar. Penyebabnya, kayu yang menjadi bahan baku utama kerajinan itu semakin sulit dicari dan harganya terus melambung.



Sejumlah perajin, Selasa (22/2), mengaku kesulitan mencari bahan baku kayu jenis meranti dan seru untuk membuat papan dan tiang rumah panggung knock down tersebut. Kalaupun didapatkan, harga kayu sudah mahal sehingga membutuhkan modal yang besar.
Saat ini harga satu meter kubik kayu seru Rp 900.000, sedangkan kayu meranti Rp 1,5 juta. Harga itu jauh lebih tinggi daripada tahun 2000. Saat itu, harga satu meter kubik kayu seru Rp 400.000 dan meranti Rp 700.000.

Melambungnya harga kayu menyebabkan para perajin tertekan karena harus mengeluarkan modal lebih banyak lagi. Untuk membuat satu rumah knock down tipe 60 berukuran 6 x 10 meter dibutuhkan modal sekitar Rp 30 juta, dan dipasarkan dengan harga Rp 40 juta. Sementara rumah tipe 24 berukuran 4 x 6 meter membutuhkan modal Rp 15 juta, dan biasanya dijual Rp 25 juta.

"Karena harga kayu semakin mahal, modal yang kami miliki menjadi kurang terus. Terpaksa harga jual dinaikkan mengikuti harga kayu," kata Syarifuddin (54), seorang perajin.
Selama ini, para perajin mendapatkan bahan baku kayu dari daerah Karangagung, Kabupaten Musi Banyuasin, dan dari daerah Beringin serta Ranau, Ogan Komering Ulu.
"Saat ini kami masih bertahan karena tidak ada pilihan kerja yang lain. Tapi, karena bahan baku tetap sulit dan mahal, mungkin lima tahun lagi para perajin akan bangkrut," kata Alimin (53), perajin rumah knock down lainnya.

Para perajin berharap, pemerintah ikut berperan menstabilkan harga dan mempermudah prosedur pembelian kayu agar kerajinan yang melibatkan lebih dari 700 orang itu bisa tetap bertahan.
Meskipun harga jual terus naik, pasar rumah knock down masih tetap tinggi, terutama di beberapa wilayah, seperti Bogor, Bandung, Jakarta, dan Surabaya. "Sebenarnya, kami agak kewalahan juga memenuhi permintaan pasar karena kayu sulit. Akibatnya, proses pembuatan rumah makin lama, bisa mencapai tiga bulan," ujar Syarifuddin. (iam)

Tidak ada komentar:

PENESAK JAYA | 2007-2018


  ©Template by Dicas Blogger. Edit by Urang Diri