Dalam proses pembuatan Rumah Panggung Palembang melalui beberapa tahapan. Tahap pertama adalah menentukan konsep bangunan yang terdiri atas ukuran serta fungsi dari rumah panggung tersebut. Tahap kedua pengumpulan bahan
baku yaitu kayu dari berbagai jenis. Misalnya; Meranti, Seru, Duren dll. Setelah mendapatkan semua jenis kayu, terutama untuk bagian rangka barulah masuk ke tahapan ketiga yaitu proses pengolahan. Setelah semua bagian rangka selesai dibuat, maka masuk ke tahapan berikutnya yaitu pemasangan. Dan terakhir adalah proses pengecekan (Final Check). Jadi secara garis besar proses pembuatan Rumah Pangung Palembang setidaknya dibagi dalam
Lima tahap. Untuk lebih jelasnya akan dibahas satu per satu, sebagai berikut:
– Penentuan konsep bangunan (Create Concept)
Yang paling awal dan sangat penting dalam membuat rumah panggung adalah penentuan konsep bangunan yang akan dibuat. Karena dari konsep tersebut akan diperoleh data-data ukuran bangunan yang selanjutnya akan erat kaitannya dengan fungsi dari bangunan tersebut. Rumah Panggung Palembang yang digunakan sebagai Rumah Tinggal (Home Stay) berbeda dengan Guest House yang didesain Cluster, namun ada kemiripan dengan bangunan Villa yang hanya dibedakan oleh jumlah ruangan. Rumah tinggal hampir memiliki semua ruangan, diataranya; ruang makan, ruang keluarga, ruang tamu, beberapa kamar tidur, teras atau balkon, dll. Berbeda dengan bangunan Villa yang mementingkan jumlah kamar lebih dari Satu, ada ruang makan dan dapur. Sedangkan konsep Guest House lebih kepada ukuran kamar yang luas, karena biasanya para tamu membawa barang bawaan yang cukup banyak dan lebih senang menyimpannya di dalam kamar. Guest house juga tidak memerlukan dapur, karena urusan makan akan disiapkan Tuan Rumah atau dijamu makan di restoran. Dengan demikian jangan sampai salah konsep dalam membuat Rumah Panggung Palembang. Harus sesuai dengan fungsi dan tujuan bangunan yang diinginkan.
– Pengumpulan Bahan Baku (Material Collection)
Setelah didapat konsep yang diinginkan baru masuk ke tahap berikutnya, yaitu mengumpulkan bahan
baku. Bahan
baku yang dimaksud adalah kayu untuk rangka, dinding, lantai dan lain-lain.
Waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan bahan baku sekitar satu minggu. Kayu yang dipilih harus benar-benar yang berkualitas tinggi. Bahan baku kayu yang sudah terkumpul tak boleh hanya ditumpuk begitu saja, namun harus di angin-anginkan di ruang terbuka. Maksudnya tidak dijemur secara langsung. Karena biasanya kayu diperoleh masih basah dan mengandung banyak air. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi pelapukan karena lembab sampai waktu proses pengolahan tiba. Dan menjelang proses pengolahan, barulah kayu dijemur sampai kering hingga tidak ada unsur air sedikitpun. Proses pengeringan yang dilakukan murni dengan bantuan alam, yaitu sinar matahari. Karena dengan sinar matahari proses pengeringan tidak merusak atau merubah bentuk dan ukuran kayu. Selain bahan baku kayu, yang harus disiapkan juga adalah bahan baku pendukung misalnya; paku, kaca, seng dll. Namun bahan
baku tersebut dapat disiapkan saat proses pengolahan.
– Proses Pengolahan (Pre-fabrication Process)
Jika semua bahan kayu sudah terkumpul barulah dimulai proses pengolahan. Proses pengolahan dapat dilakukan jika bahan baku sudah terkumpul terutama bahan baku untuk bagian rangka. Tiga jenis rangka yang dibuat yaitu; kerangka lantai, dinding dan atap. Langkah awal membuat rangka adalah semua kayu dipotong sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan, sesuai dengan ukuran sebagaimana telah dijelaskan pada bagian penentuan konsep. Setelah dipotong, kayu diserut agar permukaan kayu menjadi licin dan halus. Khusus bagian kerangka dinding, bagian ujung-pangkal akan dibuatkan putting dan akan ditanam ke bagian kerangka lantai dan atap. Setelah bagian kerangka selesai dioleh, masuk tahap berikutnya yaitu; pengolahan dinding. Bahan baku dinding berupa papan yang umumnya berukuran 2cm x 25cm x 400cm. Papan juga diserut kemudian dipotong sesuai dengan ukuran tinggi rumah. Papan yang sudah diserut dan dipotong akan diolah kembali. Bagian sisi kiri-kanan akan diserut, pada bagian ini tidak hanya diserut tetapi harus diluruskan dan diratakan. Jika ditarik benang dan dikencangkan antara ujung bagian atas dan bawah akan tampak lurus segaris.
Untuk mengolah bahan baku ini biasanya dikerjakan oleh dua atau tiga orang tukang, yang terdiri satu kepala tukang dan dua orang “anak buah”. Kepala tukang bertugas mengordinir jalannya pekerjaan dan melakukan supervisi langsung terhadap anak buah. Sedangkan anak buah adalah selaku operator yang melakukan pekerjaan sesuai dengan arahan dan petunjuk dari kepala tukang. Namun kebanyakan pekerjaan dilakukan sendiri oleh pemilik rumah dibantu oleh anak laki-lakinya serta kerabat terdekat. Karena lebih dari 50 persen penduduk desa Tanjung Batu Seberang dan sekitarnya berprofesi sebagai tukang kayu. Sedangkan 50 persen lagi berprofesi sebagai Pegawai negeri, wiraswasta, berkebun, berdagang dan lain-lain.
– Proses Pemasangan (Installation Process)
Tiang-tiang kerangka dinding bagian bawah dipasang ke bagian kerangka lantai dengan cara ditanamkan atau ditancapkan ke bagian kerangka lantai yang terlebih dahulu sudah dilubangi.
Bagian atas juga demikian, ditanam atau ditancapkan ke bagian kerangka atas. Sehingga setelah terpasang seluruh bagian kerangka akan terpasang dengan kuat dan kencang. Kerangka yang sudah terpasang akan tampak seperti bangun ruang tiga dimensi (kubus). Papan yang telah diolah akan diserut kembali dengan mata serut yang lebih halus dan sangat tajam agar permukaan papan menjadi harus dan tampak mengilat. Bagian sisi kiri-kanan akan dibuatkan semacam putting dan lubang, selang-seling antara papan yang satu dengan yang lainnya. Kemudian papan tersebut akan dipasang atau ditempel ke bagian rangka dinding secara vertikal sesuai dengan ruas-ruas dinding. Pemasangan papan untuk dinding akan disisakan bagian tengah untuk sekeping papan yang ukurannya akan dilebihkan 2-3cm. Papan tersebut dibuat berbentuk tirus -bagian atas lebih kecil daripada bagian bawah- yang dilesakkan dari bawah ke atas agar bagian sisi kiri-kanan menjadi rapat. Papan-papan yang terpasang tampak menjadi satu seolah tidak ada sambungan.
Proses pemasangan berlanjut ke tahap berikutnya, yaitu bagian atap. Yang pertama adalah memasang kuda-kuda pada bagian tengah bangunan yang berfungsi sebagai penopang wuwungan. Antara wuwungan dan bagian sisi kiri-kanan, depan-belakang dipasang kaso (kasau) sebagai media pemasangan material atap. Atap rumah panggung yang digunakan oleh sebagian besar masyarakat desa Tanjung Batu Seberang adalah atau daun (Sirap). Karena memang sebagian besar rumah-rumah yang dibangun adalah untuk diperjual-belikan. Sebagian kecil menggunakan genting atau seng yang menandakan bahwa rumah tersebut tidak dijual tetapi untuk ditinggali. Dengan melihat material atap dapat dibedakan mana rumah yang dijual mana yang tidak. Namun tak jarang rumah permanen yang menggunakan atap genteng atau seng juga dijual jika harga mencapai kesepakatan.
Selanjutnya adalah pemasangan jendela dan pintu. Pintu dan jendela biasanya dikerjakan secara terpisah dan dikerjakan oleh tukang khusus karena memerlukan keahlian dalam mengolah kayu, cermat dalam segi ukuran dan butuh kesabaran yang tinggi. Butuh ketelitian terutama jendela karena biasanya kombinasi antara kayu dan kaca. Pintu dan jendela biasanya juga dikerjakan ditempat yang berbeda. Jadi setelah badan rumah selesai barulah pintu dan jendela diantar dan dipasang. Dalam hal pemasangan bukanlah perkara mudah karena akan melalui beberapa kali Fitting. Setelah benar-benar pas barulah pintu dipasang berikut engsel dan kuncinya.
– Proses Pengecekan (Final Inspection)
Semua proses tahapan yang dilakukan sebelumnya harus melalui proses pengecekan akhir agar segala sesuatu yang dikerjakan sesuai dengan konsep awal. Pada tahap ini juga dilakukan proses akhir (finishing) misalnya; pengecatan lisplang atas dan bawah, pemasangan atap teras, pemasangan kunci-kunci dan engsel. Dalam tahapan ini akan dilakukan oleh tuan rumah atau yang punya rumah langsung ataupun oleh kepala tukang yang dipercaya oleh tuan rumah. Setelah segala sesuatunya siap dan sempurna, kemudian rymah panggung Palembang siap dipasarkan. Kebanyakan dari rumah panggung yang siap dipasarkan tersebut juga dihuni atau ditunggali untuk sementara sampai rumah panggung tersebut terjual.
Penulis : Iswandi (Agok)
------oOo-----
Tidak ada komentar:
Posting Komentar