![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQLd1d5vTJX_ZZByeEcc8KJogYnJzBpOal1lzlUxUm7fwRBPkSwHLZKalzXYpP7PJRl07kzxclr0ehaMqohaLHECgwGzwqvOui_LqWmC1z5Xxije7iZKTG2co88thn-WzctZ8CbkUT4AU/s640/Rumah+Gabungan_02.jpg)
Dahulu kala Rumah Panggung Palembang lebih dikenal dengan Rumah Limas, karena setiap rumah memiliki atap yang sama berbentuk bangun ruang Limas. Namun, seiring dengan perubahan waktu dan kebutuhan akan estetika, bentuk atap mengalami perubahan menjadi beberapa macam tidak hanya berbentuk Limas. Rumah Panggung yang dahulu dikenal dengan rumah Limas mempunyai keunikan tersendiri, semua terbuat dari kayu, berdiri diatas tiang-tiang yang ditanam di tanah. Dikenal dengan sebutan Rumah Panggung, karena dibuat/didirikan seperti panggung yang memiliki tiang dengan ketinggian mencapai 285 cm.
Di Desa Tanjung Batu Seberang serta beberapa desa lain di kabupaten Ogan Ilir merupakan daerah pinggiran Sungai/Lebak dan hutan-hutan kecil. Itulah alasan mengapa Rumah Panggung yang pada awalnya menggunakan tiang kurang lebih 1 Meter menjadi lebih dari 2 Meter untuk menghindari dari Binatang buas dan aman saat banjir melanda. Seiring dengan berjalannya waktu dan kebutuhan, tinggi tiang rumah panggung bahkan melebihi 2 meter mengingat dengan tiang yang mencapai 3 meter, bagian bawah rumah dapat dimanfaatkan sebagai -dengan mambangun tiang yang terbuat dari batu bata diplester- garasi, tempat tinggal, tempat usaha dll.
Rumah panggung yang dibangun dengan ketinggian tiang mencapai tiga meter akan tampak seperti bangunan Dua lantai, yaitu lantai dasar merupakan rumah beton dan rumah panggung di atasnya. Sehingga terciptalah bangunan yang kontras namun memikat. Terdapat kombinasi antara unsur tanah(bangunan beton) dan unsur kayu.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjNMrrsanm5kT2N5HiTkElMA4FBrIfI8xQKVX7HUw_csO0M9gm2Zre2Kyk8V76gQrL1mS8y3OSV3lksS1L7IcOAS3d0qG0PyyPOBLvbCOeftaUWuQG9NBrr9u_ePan6j2QVUZb25-3aT0/s200/Logo+Rumah+Panggung+Palembang.jpg)
Proses pengolahan tak kalah penting, dalam mengolah kayu diperlukan ketrampilan khusus. Diperlukan pengetahuan dan ketrampilan cukup, mengingat sifat dan jenis kayu yang keras namun elastis. Antara kayu yang satu dengan yang lain harus dipadu-padankan agar dapat saling menopang/menahan, sehingga dapat terpasang sebagaimana mestinya. Kayu dengan ukuran lebih dari 3 meter memiliki bentuk yang tidak lurus (melengkung). Harus diolah sedemikian rupa sehingga pada saat terpasang menjadi lurus segaris. Antara sisi yang satu dengan yang lain harus dipasang secara berlawanan. Bahan baku kayu yang semula melengkung dengan teknik pengolahan dan pemasangan yang terampil akan menjadi lurus segaris setelah terpasang.
Penulis : Iswandi
------oOo-----
Tidak ada komentar:
Posting Komentar